GpY8BSMpTUM6GSC5TUr8TfClTA==

Inilah Risalah Al Qurra’ Wal Khuffadz fi Gharaibil Qira'ah Wal Alfadz Karya Kiai Abdullah Umar Semarang

 Nama kitab : Risalah Al Qurra’ Wal Khuffadz fi Gharaibil Qira'ah Wal Alfadz 

Penulis : KH Abdullah Umar Semarang 

Penerbit : PT Karya Thoha Putra Semarang 

Peresensi : Muslim Ihsan *


Mwcnudawe.id - Pada sampul kitab Risalah Al Qurra’ Wal Khuffadz fi Gharaibil Qira'ah Wal Alfadz ini tertulis nama pengarangnya adalah Abdullah Umar bin Baidhawi Al Qudsi (1929-2001 M). 



Abdullah Umar bin Baidhowi Al Qudsi. Ini menunjukkan bahwa pengarang kitab ini lahir di Kudus. Memang Beliau lahir pada 1929 di Kudus. 


Akan tetapi sejak 1947 beliau menetap di Semarang sampai akhir hayatnya (2001). Karena itu, Beliau lebih dikenal dengan sebutan Kiai Abdullah Umar Semarang. 


Kiai Abdullah Umar merupakan salah satu murid Kiai Muhammad Arwani Kudus.


Selain itu, ia merupakan ketua Jam’iyyah Al Qurra’ Wal Khuffadz Semarang, Imam tetap dan khatib Masjid Agung Kauman Semarang, dan pengasuh pondok pesantren Tahfidzul Qur’an Kauman Semarang.   


Kiai Abdullah Umar termasuk kiai yang produktif menulis. Karya-karyanya sebagian besar membahas seputar masalah Al Qur’an, seperti Musthalah At Tajwid fil Qur’anil Majid, Al Jawahir Al Qur’aniyyah ‘ala Nuzhum Taisir Al Gharaib Al Qur’aniyyah, Al Mashabihun Nuriyyatu fi nadzmil Ahadisil Qur'aniyyati dan Risalah Al Qurra’ Wal Khuffadz fi Gharaibil Qiraah Wal Alfadz. 


Adapun Kitab yang disebut terakhir ini, Risalah Al Qurra’ Wal Khuffadz fi Gharaibil Qira'ah Wal Alfadz mengkaji seluk beluk  beberapa bacaan gharib dalam al-Quran menurut qira’at Imam ‘Ashim dari riwayat Imam Hafsh. 


Meskipun judulnya berbahasa Arab namun isinya ditulis dalam bahasa Jawa beraksara Arab (Pegon). Karya ini dicetak oleh Percetakan PT Karya Thoha Putra Semarang. Karya ini juga mendapatkan endorsement (taqrîzh) dari KH. Muhammad Arwani Kudus, guru utama dan mata rantai (sanad) yang menyambungkan genealogi keilmuan pengarang dalam ilmu tajwid dan ilmu-ilmu al-Qur’an.  


Latar belakang penulisan Risalah Al Qurra’ Wal Khuffadz ini adalah keprihatinan Kiai Abdullah Umar akan kondisi masyarakat yang belum paham kesulitan-kesulitan dalam membaca Al Qur’an. 


Kiai Abdullah Umar melihat banyak para pembaca Al Qur’an—baik bin nadhor maupun bil ghoib—yang tidak paham akan bacaan-bacaan gharib dalam Al Qur’an.


Sehingga Beliau tergugah untuk menuliskan risalah ringkas ini yang menjelaskan kaidah –kaidah bacaan gharib dalam Al Qur’an.   


Kitab ini bisa menjadi pedoman yang mudah bagi guru-guru ngaji Al Qur’an, Imam Masjid atau Mushalla, para huffazd, dan umumnya bagi para pembaca Al qur’an. 



Kitab ini ditulis dengan bahasa yang ringkas, sederhana, dan lugas. Selain itu, topik pembahasan langsung menyertakan ayat-ayat yang berkaitan dengan pembahasan tersebut. Sehingga pembaca akan terbantu dan mudah mencarinya dalam Al Qur’an.  


Pada awal pembahasan kitab Kiai Umar menjelaskan tentang hukum membaca ta’awwudz dan beberapa redaksi bacaan ta’awwudz. 


Setelah itu Beliau menjelaskan tentang hukum membaca basmalah dalam Al Qur’an. Ada kalanya membaca basmalah itu hukumnya wajib, yaitu membaca basmalah pada awal surat Al Fatihah. Ada kalanya sunnah, haram, dan mubah. 


Selain itu, Kiai Abdullah Umar juga menguraikan tentang “alif” yang tidak digunakan sebagai “huruf mad,” hukum “ra’ sukun,” bacaan-bacaan yang “nyeleneh,” bacaan “saktah,” haram waqaf, hukum bacaan “ta’ ta’nits,” hokum bacaan “lafdz kalla,” hukum bacaan lafdz “balaa,” hukum bacaan “Qad” yang wajib idhar dan yang harus idghom,  dan lain-lainnya. kitab setebal 64 halaman ini diakhiri dengan doa khotmil Qur’an.  


Meskipun risalah ini kecil akan tetapi banyak manfaatnya. Bagi para pembaca dan pecinta Al Qur’an yang ingin bacaannya benar sesuai dengan kaidah-kaidah qira’at Imam ‘Ashim riwayat dari Imam Hafash mesti mempelajari kitab ini. Selamat membaca! 


* Guru Mts NU Miftahul Falah Cendono

Komentar0

Type above and press Enter to search.